Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor


Katakanlah, “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya (syakilatihi) masing-masing”.

Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”

(Al-Qur’an Surat al-Isra’ ayat 84)

Diriwayatkan dari Imam al-Shadiq as, bahwa beliau berkata, “Niat itu lebih utama daripada amalnya. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya niat itu adalah amal”, kemudian beliau membaca ayat : ”Katakanlah : ”Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya (syakilatihi) masing-masing”, yaitu menurut niatnya.” 74]

Islam telah mengikatkan nilai suatu ibadah dan kerja berdasarkan niatnya. Dengan demikian, Islam memisahkan nilai dan hasil suatu kerja atau ibadah seseorang. Nilai sebuah perbuatan dalam Islam tidak didasarkan pada hasil atau pencapaian yang dihasilkan oleh para pelaku, akan tetapi pada niat yang melatarbelakanginya, kesucian, serta besarnya kesungguhan di dalam usaha atau ibadah seseorang.

Contohnya, orang yang berhasil menemukan obat sebuah penyakit berbahaya telah menyelamatkan nyawa jutaan orang. Allah tidak menilai seberapa besar hasilnya juga jumlah orang yang telah terselamatkan dari kematian.

Allah menilainya dari perasaan dan keinginan yang terbentuk di dalam niat sang penemu. Jika usaha penemuannya itu hanya untuk mendapatkan keuntungan jutaan dollar, perbuatan ini tidak Allah anggap sebagai pengabdian yang memiliki nilai, kecuali semata-mata komersial.

Karena motif seperti ini tidak berbeda dengan seseorang yang menemukan suatu penemuan, senjata pemusnah, misalnya, yang mana usahanya itu didorong untuk memperoleh keuntungan finansial.

Sebuah perbuatan baik dan dianjurkan jika niat yang melatarbelakanginya berada di luar pengaruh ego, dan dilakukan semata-mata demi Allah dan hamba-hamba-Nya. Semakin besar penafian diri seseorang, maka semakin tinggi nilainya dalam pandangan Tuhan. 75]

Rasulullah saww bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak melihat kepada (bagusnya) tubuh-tubuh kalian, tidak juga kepada (cermatnya) perhitungan kalian, tidak juga pada (banyaknya) harta-harta kalian, melainkan Dia melihat kepada hati kalian. Karena itu barangsiapa yang memiliki hati yang shalih niscaya Allah menyayanginya” 76]

Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Catatan Kaki :

74] al-Wasail 1 : 36

75] Ayatullah Syahid Muhammad Baqir al-Shadr Aspek Filosofis Ritual Islam, Jurnal al-Huda Vol. II, No. 4, 2001.

76] Mizan al-Hikmah 10 : 272, hadits no. 20656

Sumber : qitori

Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc


Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!