Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

The reason people find it so hard to be happy is that they always see the past better than it was, the present worse than it is, and the future less resolved than it will be

Penyebab orang merasa sulit menjadi bahagia adalah
karena mereka selalu melihat masa lalu
lebih baik ketimbang yang sebenarnya,
dan (melihat) masa sekarang lebih buruk daripada kenyataannya
dan masa depan (seolah) telah ditentukan ketimbang dimungkinkan”

~ Marcel Pagnol

MELIHAT MASA LALU LEBIH BAIK DARI SAAT INI

Jadi ada 3 hal yang membuat seseorang sulit memperoleh kebahagiaan :

  1. Melihat masa lalu lebih baik ketimbang masa sekarang.

  2. Melihat masa sekarang lebih buruk ketimbang kenyataannya.

  3. Melihat masa depan seolah sudah ditentukan ketimbang dimungkinkan.

Seseorang yang senantiasa melihat masa lalunya lebih baik ketimbang masa sekarangnya adalah seorang yang melankolis, senang berandai-andai, dan senang dengan nostalgia, namun enggan berbuat sesuatu untuk saat ini. Inilah orang yang jauh dari kebahagiaan, karena kebahagiaannya terletak dalam memorinya, atau dalam kenangan “manis”nya saja.

Masa lalu memang bukan untuk dilupakan, tetapi juga bukan hanya untuk dikenang-kenang saja dengan angan-angan ingin kembali ke masa lalu sambil bergumam, “Andai saya punya time machine saya akan kembali ke masa lalu”.

Banyak orang-orang yang sudah lanjut usia senang membicarakan masa lalunya seolah-olah mereka sudah bukan apa-apa lagi untuk masa sekarang. Tentu saja ini cara berpikir yang keliru, karena masih banyak kita temui orang-orang yang sudah lanjut usia menciptakan karya-karya hebat. Tidak sedikit kita dapati seniman-seniman yang sudah usia lanjut malah menelurkan karya-karya spektakulernya. Lihat saja misalnya Affandi, Basuki Abdullah, dan masih banyak pelukis atau seniman lainnya. Mereka berbahagia, karena mereka mampu berkarya dan membuat orang lain turut merasakan kebahagiaannya. Ini salah satu bukti bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya terletak pada hasrat yang tak putus-putus untuk selalu melakukan hal-hal positif bagi diri sendiri mau pun bagi orang lain.

Anda bisa saja melukis, entah dengan cat air atau cat minyak, walaupun Anda merasa tidak bisa melukis. Lakukanlah dan melukislah dengan perasaan yang senang dan penuh rasa percaya diri. Bagus atau tidaknya lukisan Anda itu tidak terlalu penting, karena yang paling penting Anda dapat sepenuhnya mengekspresikan diri Anda ke dalam sebuah lukisan yang Anda buat. Atau kalau Anda mau Anda pun bisa menulis sebuah tulisan di dalam sebuah buku khusus atau di blog milik Anda, anggap saja itu sebuah “diary’ Anda. Ini sudah sangat memadai. Anda dapat melakukan apa pun yang positif sekehendak hati Anda. Anda mesti ingat bahwa kebahagiaan itu bukan semata-mata milik mereka yang memiliki keahlian tertentu. Siapa pun layak bahagia, begitu pun Anda dan semua itu bergantung pada diri Anda dan rasa percaya diri yang Anda miliki terhadap kebahagiaan itu sendiri.

Jadi, sekali lagi jangan Anda “terikat” oleh masa lalu Anda, Anda tidak bisa disalahkan karena Anda punya masa lalu yang buruk, tetapi Anda bisa berada di dasar sumur yang teramat dalam, gelap dan pekat karena Anda “terbelenggu” oleh masa lalu Anda, baik itu masa-masa lalu Anda yang indah mau pun yang sebaliknya.

BELAJAR DARI MASA LALU

Bagaimana pun, mengingat masa lalu adalah baik dan penting sejauh masa lalu itu kita jadikan pelajaran. Masa lalu kita, sejarah orang-orang terdahulu dan catatan-catatan memoar orang-orang besar maupun para dikatator bisa menjadi pelajaran yang hebat bagi kita, karena kita bisa menjadikannya sebagai indikator atas tindakan-tindakan kita saat ini.

Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Nûr [24]:34)

Dari masa lalu dan sejarahlah kita bisa belajar untuk berbuat lebih baik, dan bertindak lebih benar dan lebih tepat. Oleh karena itu alangkah aneh jika ada sebagian orang yang sedemikian alergi dengan sejarahnya sendiri?

Imam Ali as berkata, “Anda tidak perlu bereksprimen dengan berbuat jahat kemudian melihat apa yang diakibatkan oleh perbuatan jahat Anda, tetapi cukup Anda amati sejarah, dan Anda lihat apa yang terjadi atas orang-orang jahat pada masa lalu karena perbuatan mereka itu!”

Memang butuh kejujuran dan hati nurani yang bersih untuk melihat diri kita sendiri pada kejadian-kejadian masa lalu yang pernah kita perbuat, perlu kelapangan dada untuk melihat sejarah yang dilakukan oleh nenek moyang kita atau oleh orang-orang yang kita cintai. Tanpa itu semua sejarah cuma tinggal cerita atau bahkan dongeng, atau barangkali kita lebih senang dengan dongeng-dongeng ketimbang sejarah?

Sejarah atau masa lalu bisa menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita jika kita mau melihatnya secara jujur, jernih dan terbuka. Tanpa semua itu kita hanya akan menjadikan sejarah sebagai reruntuhan atau serpihan dari kerja keras para sejarawan yang telah berupaya menulis ribuan buku demi orang-orang di masa mendatang. Padahal

Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman, “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al-Baqarah [2]:66)

Jika kita menganggap orang-orang terdahulu atau orang-orang yang bersama Rasulullah tidak pernah melakukan kesalahan, maka kita tak pernah dapat belajar dari apa yang terjadi di masa itu. Semua akan sia-sia dan ayat-ayat Tuhan seperti di atas itu takkan pernah punya manfaat sedikit pun!

Albert Einstein mengatakan,”Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is not to stop questioning.” Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk hari ini dan berharaplah untuk masa datang”

Hiduplah untuk saat ini, untuk hari ini, untuk detik ini. Jalani tugas-tugas Anda dengan benar, penuhi tanggung jawab Anda, dan isilah hidup Anda dengan harapan, bahwa esok Anda akan mendapatkan hal-hal yang jauh lebih baik ketimbang sekarang.

Harapan Anda takkan terwujud jika Anda tidak pernah melihat masa lalu Anda atau sejarah sebagai sebuah PELAJARAN. Jika Anda tidak belajar dari masa lalu Anda atau sejarah, Anda tidak akan pernah tahu apa saja kesalahan Anda, apa saja kesalahan orang-orang terdahulu dan apa yang mesti Anda perbaiki untuk mengubahnya agar menjadi lebih baik. Jika Anda tahu apa saja yang salah di masa lalu, niscaya Anda dapat memperbaikinya saat ini, dan jika Anda tahu apa saja yang benar yang telah Anda lakukan pada masa lalu, maka saat ini Anda bisa berbuat yang jauh lebih baik dan lebih benar. Jika ini sudah Anda lakukan Anda layak berharap hari-hari esok Anda akan bersinar lebih terang dan lebih cerah!

Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa aali Muhammad!

Sumber : qitori

Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc


Related Post



1 komentar

  1. maskatno giri  

    Trima kasih, andan luar biasa dan mencerahkan. Izin copas

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!