Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan

padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya”

(Al-Quran Surah al-Naml [27] : 14)

SESUNGGUHNYA kecintaan seseorang kepada kebenaran dapat menambah keyakinan seseorang. Sebaliknya, keyakinan yang hanya didasarkan pada pengetahuan agama tidaklah memiliki pengaruh dengan bertambah atau berkurangnya pengetahuan yang dimiliki seseorang sebelumnya, karena bisa saja seseorang memiliki pengetahuan agama dan meyakininya, tetapi ia tidak menjalankan keyakinannya tersebut. Keyakinan dan iman hanya bisa bertambah jika seseorang dengan suka rela mengamalkannya demi mendukung keyakinannya tersebut dan tidak mengabaikannya untuk dijalaninya. Dengan kata lain, keyakinan semakin kuat dan utuh apabila seseorang mencintai iman dan agamanya, dan bukan sekadar mengetahuinya saja.

Ayat tersebut di atas berkenaan dengan keadaan Fir’aun dan pengikutnya yang sebenarnya di dalam hati mereka sudah ada benih-benih keyakinan kepada Nabi Musa as setelah mereka melihat mukjizat demi mukjizat yang diperlihatkan Musa as. Namun kezaliman dan keangkuhan (‘uluwwa) atau rasa tinggi hati mencegah diri mereka untuk berserah diri kepada Tuhan Musa.

Hal seperti ini pula yang terjadi pada Iblis. Keingkaran Iblis kepada perintah Tuhan bukan karena ia tidak memiliki ilmu atau pun keyakinan, tetapi keangkuhan dan egoismenya-lah yang menghalanginya untuk tunduk kepada perintah Tuhan. Jadi, seseorang bisa dikatakan beriman dan memiliki keyakinan hanya apabila ia menghormati, taat dan cinta kepada keyakinannya tersebut.

Diriwayatkan oleh Imam Ja’far al-Shadiq as, bahwa (suatu hari) Rasulullah saww bertanya kepada para sahabatnya, ”Iman yang bagaimanakah yang kokoh (autsaq) itu?”

Sebagian dari mereka menjawab, ”Allah dan Rasul-Nya sajalah yang lebih mengetahui!”

Sebagiannya lagi menjawab,” Shalat!”

Dan sebagian lagi menjawab,”Zakat!”… (hingga tidak ada seorang pun dari mereka yang menjawab dengan benar).

Akhirnya Rasulullah saww pun bersabda, ”Aku katakan pada kalian, sesungguhnya iman yang kokoh itu adalah mencintai karena Allah, membenci karena Allah, berwali (tawalla) kepada para wali Allah 1] dan berlepas diri (tabarra) dari musuh-musuh-Nya!” (al-Kulayni, Ushul al-Kafi, Kitab al-Iman wal Kufr, Bab al-Hubb fillahi wal bughdu fillahi, hadits no. 6, hal. 126)

(Dikutip dari Buku : Keajaiban Cinta, Quito R. Motinggo, Penerbit Hikmah, 2004, Jakarta)

Catatan Kaki :

1] Para wali Allah di sini adalah para Imam Ahlul Bait yang suci.

Sumber : qitori

Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc


Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!