Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

dicintai_1.jpg

1. ORANG ORANG YANG BERBUAT IHSAN (AL MUHSINUN)

Allah SwT berfirman,”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan” (QS 3 : 134)

APA ITU IHSAN?

Imam Ali as berkata,”Ihsan itu adalah cinta (al-mahabbah)” 102].

Di lain riwayat Imam Ali as berkata,”Penyebab munculnya cinta itu adalah ihsan” 103]

Rasulullah saww ditanya tentang al-Ihsan, maka beliau saww menjawab,”Bahwa engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak dapat melakukannya, (yakinilah) bahwa sesungguhnya Dia melihatmu!” 104]

BERBUAT IHSAN

Diriwayatkan bahwa Imam al-Shadiq as berkata, ”Orang mukmin yang memperbagus (ahsan) amalnya, akan Allah lipat gandakan setiap kebaikannya sampai tujuh ratus kali…’Amr bin Yazid bertanya kepada Imam as, ”Apa itu Ahsan?”. Jawab Imam as,”Yaitu, apabila engkau melakukan shalat engkau perbagus (ahsan) ruku’ dan sujudmu. Dan jika engkau berpuasa, engka menjaga (takut) setiap sikap dan perbuatanmu agar tidak merusak puasamu…Setiap amal yang dikerjakan semata-mata karena Allah niscaya menjadi bersih (murni) tak bercampur denga kotoran” 105]

2. ORANG ORANG YANG BERTAUBAT DAN BERSUCI (AL TAWWABUN DAN AL MUTATHAHHIRIN)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-oran tang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri” (QS Al-Baqarah [2] ayat 222)

Imam al-Shadiq as berkata, ”Ketika seorang hamba bertobat kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah mencintainya. Karenanya, Dia (Allah) menutupi dosa-dosanya di dunia dan akhirat. Menutupi dosa-dosa hamba-Nya mengandung makna bahwa Allah menjadikan dua malaikat (yang mencatat amal-amalnya) melupakan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka ketahui berkenaan dengan hamba itu. Allah kemudian mewahyukan kepada anggota-anggota tubuh hamba itu untuk menyembunyikan dosa-dosa yang telah ia lakukan dan mewahyukan kepada bagian-bagian bumi (tempat-tempat ia melakukan dosa-dosa) untuk menyembunyikan dosa-dosanya. Hamba itu, karenanya, akan bertemu dengan Allah dalam keadaan seolah-olah ia tidak pernah melakukan suatu kejahatan apa pun dan tak ada yang akan memberikan kesaksian terhadapnya.” 106]

Mengenai kesucian, Rasulullah saww bersabda, ”Kebersihan atau kesucian itu merupakan persyaratan iman” 107]

Ayat di atas (QS Al-Baqarah [2] ayat 222) berkenaan dengan menstruasi dan menstruasi bulanan wanita merupakan proses penyucian. Menstruasi membuang sel-sel mati dan membersihkan organ reproduksi. Jalan menuju penyucian dan pengetahuan dimulai dengan sesuatu yang kotor nan hina, untuk kemudian bergerak menuju yang bersih dan tinggi.

Pengetahuan tentang sebab-sebab penyakit tubuh membuat manusia dapat mengetahui sumber-sumber penyakit hati. Jika manusia dapat menyucikan pakaiannya, tubuhnya, pikirannya, dan lain sebagainya, maka hati orang itu pun akan suci pula. Hukum-hukum fisik yang mengatur kesehatan harus diketahui dan diikuti, karena hukum-hukum itu selaras dengan hukum-hukum yang mengatur kemurnian batin. 107 b]

3. ORANG ORANG YANG BERTAQWA (AL MUTTAQUN)

Allah SwT berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa” (QS At-Taubah [9] ayat 4)

Kata taqwa berarti : “menunjuki diri dengan sikap takut dan hati-hati sehingga terhindar dari kesesatan”. Kehati-hatian menyiratkan akan pengalaman sebelumnya terhadap situasi serupa, orang-orang yang bertakwa telah merasakan penderitaan di dunia: mereka berusaha menemukan pelipur lara dan perasaan aman dari harta benda duniawi namun mereka dikecewakan.

Mereka waspada pada setiap keadaan untuk menghindari hasil yang tidak dunginkan, dan seandainya secara tak sengaja mereka ikut serta dalam situasi yang tidak menguntungkan, mereka dimaafkan, karena ketulusan mereka.

Orang-orang yang bertakwa (muttaqin) berkata bahwa mereka beriman kepada Allah melalui akal dan fitrah alami. Mereka paham bahwa tak ada konflik besar di dunia ini yang tak dapat diselesaikan oleh satu kekuatan yang mendominasi lainnya.

Misalnya, kita semua menyadari bahwa kita akan mati meskipun sebenarnya kita tidak ingin mati. Inilah konflik yang tak bisa diselesaikan hingga kita menjadi kecewa dengan sifat ego (nafs) kita sendiri. Ketika jiwa yang rendah dikalahkan oleh jiwa yang lebih tinggi melalui makrifat dan pencerahan, barulah konflik ini terselesaikan.

Rasulullah saww bersabda, ”Barangsiapa yang dirizkikan sifat taqwa , maka berarti ia telah dirizkikan kebaikan dunia dan akhirat” 108]

Ditanyakan kepada Amirul Mu’minin Ali as, ”Amalan apakah yang paling utama?”. Beliau as menjawab,”Taqwa!” 109]

Imam Ali as berkata di dalam khutbahnya, ”Sesungguhnya taqwa itu merupakan kunci kebenaran, bekal untuk akhirat, kemerdekaan dari perbudakan, dan pembebasan dari segala keruntuhan. Dengan pertolongannya si pencari menemui keberhasilan” 110]

Imam al-Jawad as berkata, ”Aku wasiatkan kepada kalian agar senantiasa bertaqwa kepada Allah. Karena dalam ketaqwaan tersimpan kesela­matan dari kebangkrutan dan sekaligus merupakan harta simpanan unntuk hari Qiyamat. Sesungguhnya Allah SWT menjaga hamba-Nya yang bertaqwa dari bencana yang tidak dibayangkan oleh pikirannya serta menerangkan kebutaan dan kebodohannya. Dan dengan taqwa itulah, Nabi Nuh as dan para pengikutnya diselamatkan dalam perahu. Demi­kian juga Nabi Shalih as dan para pengikutnya, disela­matkan dari sambaran petir karena taqwa. Dan hanya dengan taqwa inilah orang-orang yang sabar akan berun­tung” 111]

4. ORANG ORANG YANG SABAR (AL SHABIRUN)

Allah SwT berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS Ali Imran [3] ayat 146)

Seseorang hanya dapat menjadi betul-betul sabar, jika ia memahami makna dan sifat kesabaran. Kesabaran menghilangkan waktu. Jadi, akar kesabaran berada di alam keabadian.

Jika seseorang ingin mengambil buah dari sebatang pohon, namun ia menyadari bahwa buahnya itu belum matang, maka ia akan mengekang nafsunya hingga buah itu masak. Istilah Arab untuk kesabaran adalah shabr, yang berasal dari akar kata yang berarti mengekang atau menahan. Kesabaran menghubungkan waktu pengalaman dengan titik mutlak di luar jangkauan waktu. Kesabaran membuat makna dan relativitas waktu menjadi jelas.

Abu Basir mengatakan, “Aku mendengar dari Imam Shadiq as mengatakan, ‘Seorang yang merdeka adalah orang yang merdeka dalam segala keadaan. Bila dia dalam kesulitan dia sabar, segala bencana tidak membuatnya berubah meskipun dia di penjarakan, dikalahkan, dan dibuat susah. Sebab, penjara dan perbudakan tidak mengurangi kehormatan Yusuf as. Kegelapan dan ketakutan dalam sumur tidak dapat melenyapkannya sampai Allah menjadikannya rasul-Nya dan mengasihani bangsa itu lantaran dia. Kesabaran dan ketabahan adalah seperti ini. Ia senantiasa menghasilkan kebaikan. Karena itu, bersabar dan tabahlah agar mendapat pahalanya”

Kunci kesabaran adalah pengetahuan yang lebih tinggi; jika pengetahuan dicapai, maka seseorang itu akan menjadi teguh. Ketika menggambarkan perjalanan spiritual Nabi Musa, Alquran mengungkapkan, “Bagaimana engkau bisa bersabar terhadap sesuatu yang engkau tidak memiliki pengetabuan tentangnya” (Q.S. Al-Kahfi [18] ayat 68).

Kata pengetahuan dalam ayat ini mempunyai maksud sebagai kondisi penciptaan sesungguhnya. Pengetahuan seringkali dirangsang oleh kondisi dan peristiwa eksternal.

Kesabaran tidak semata-mata pasrah total terhadap segala keadaan yang menimpanya; hanya orang bodoh saja yang berbuat seperti ini. Kesabaran harus datang dengan pengetahuan tentang penyebab dari suatu situasi itu, dan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk menghadapi akibat negatif dari situasi tersebut. Ini akan menghasilkan keadilan dan keseimbangan (mizan).

Hidup dengan kesabaran, dijaga oleh kesabaran, serta mampu merasakan kebahagiaan yang datang dari kesabaran seperti yang diungkapkan di atas, hanya dapat dicapai oleh orang mukmin.

Sabar dan salat menghubungkan seseorang dengan kasih sayang tak berbatas yang membuat kaum mukmin menjadi lebih menyadari bahwa Allah memang bersama orang-orang yang sabar. Ini artinya, kaum mukmin mengikuti firman Allah, waspada benar-benar, serta di saat yang sama, mampu melakukan tindakan yang tepat ketika diperlukan.

Pada kondisi semacam itu, syahadat dan tindakan menyatu tanpa adanya gesekan. Pada kondisi itu, sang hamba telah memuliakan Tuhannya. Sang hamba mampu menembus waktu hingga ia dapat dekat dengan Dia yang Mendahului Waktu, Dia yang menjaga waktu, Dia yang akan tetap ada setelah waktu dan di luar waktu: Allah Sang Realitas Abadi. 112]

Imam Shadiq berkata, “Setiap Mukmin yang bersabar menanggung penderitaan, mendapatkan pahala seribu syuhada.”

Amirul Mukminin diriwayatkan telah mengatakan, “Seorang Muslim menjadi sempurna melalui tiga kebaikan : berjuang demi iman dan agama, sederhana dalam gaya hidup, dan sabar dalam kesulitan.”

Diriwayatkan dari Amirul Mukminin, “Hai manusia, bersabarlah menanggung derita. Sesungguhnya, orang yang tidak mempunyai kesabaran, tidak mempunyai agama.”

Kesabaran para nabi dan rasul menghadapi para pembangkangnya adalah bukti dari cinta yang terinspirasi dari Tuhan.

5. ORANG ORANG YANG SENANTIASA BERTAWAKKAL

Allah SwT berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal” (QS Ali Imran [3] ayat 159)

Imam Muhammad al-Jawad as berkata, ”Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi segala urusannya. 113]

Imam al-Jawad as, ”Dan tawakkal kepada Allah merupakan keselamatan dari kejahatan dan benteng dari semua musuh. 114]

Ali bin Suwayd berkata, ”Aku bertanya kepada Imam tentang firman Allah SwT,”Dan orang yang bertawakkal kepada Allah maka sesungguhnya Allah cukupkan baginya (QS Al-Thalaq [65] ayat 3).

Imam berkata, “Ada beberapa derajat tawakkal kepada Allah. Salah satunya adalah engkau menyerahkan segala urusanmu kepada Allah dan engkau ridha dengan apapun yang dilakukan-Nya kepadamu, (karena) engkau mengetahui dengan pasti bahwa ia tiada henti mengarun­iai kebaikan dan nikmat-Nya kepadamu dan engkau menge­tahui bahwa segala hukum atau perintah di dalamya adalah milik-Nya. Maka bertawakkal-lah, letakkan keper­cayaanmu kepada Allah, serahkan (tafwidl) kepada-Nya dan bersandarlah (tsiqah) kepada-Nya dalam hal itu dan hal-hal lainnya” 115]

6. ORANG ORANG YANG SELALU BERTINDAK ADIL

Allah SwT berfirman, ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertindak adil” (QS 60 : 8)

Imam al-Shadiq as berkata, ”Bertaqwalah kalian kepada Allah dan berlaku adillah, sebab kamu sekalian dibuat menderita oleh kaum yang tidak berlaku adil”

Abu Bashar meriwayatkan bahwa Imam al-Shadiq as, ketika menjelaskan firman Allah yang berbunyi : “Dan mereka dijungkirkan di dalam neraka bersama-sama orang yang sesat” (QS Al-Syu’araa’ [26] ayat 94), beliau as mengatakan, ”Mereka itu adalah orang-orang yang meneriakkan keadilan dengan mulut mereka, tetapi berpaling kepada selain itu”

Imam al-Shadiq as berkata, ”Keadilan itu lebih lezat ketimbang kesyahidan, lebih lembut ketimbang susu dan lebih harum ketimbang minyak kesturi”

7. ORANG ORANG YANG DISUCIKAN

Allah SwT berfirman, ”Dan Allah mencintai orang-orang yang disucikan (Al-Muthahharun) ” (QS Al-Taubah [9] ayat 108)

Ayat ini punya kaitan dengan ayat lainnya di mana di dalam banyak Tafsir Qur’an, termasuk Tafsir Furat ibn Ibrahim diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas bahwa Rasulullah saww membaca ayat “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan mensucikan kamu (yuthahhirukum) sesuci-sucinya” (QS 33 : 33), lalu Rasulullah saww bersabda, ”Aku, dan Ahlul Baitku-lah yang dimaksud al-Muthahharun (yang disucikan) dari kelemahan (al-afat) dan dosa (al-dzunub)” 115b]

Ibn Abbas mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah saww bersabda, ”Aku, Ali, Hasan, Husain dan tujuh orang dari keturunan Husain itulah al-Muthahharun al-Ma’shumin (orang yang disucikan dan terjaga dari dosa dan perbuatan keji)” 115c]

Pembahasan mengenai hal ini sudah banyak dibahas dalam berbagai tulisan dan buku. Insya Allah jika ada kesempatan akan kita bahas masalah ini secara khusus.

~ Bersambung

Catatan Kaki :
[103] Ibid
[104] Tafsir Nur al-Tsaqalain 1 : 553.
[105] Tafsir Nur al-Tsaqalain 1 : 181
[106] Al Kafi 3 : 168
[107] Kanz al-‘Ummal hadits no. 25998
[107b] Syaikh Fadlullah Haeri, Tafsir Quran Surah Al—Baqarah ayat 222.
[108] Kanz al-‘Ummal, hadits no. 5641
[109] Bihar al-Anwar 70 : 288
[110] Nahjul Balaghah, Khutbah no. 230
[111] Al-Bihar 78 : 358
[112] Syaikh Fadlullah Haeri, Tafsir Surat al-Baqarah ayat 153
[113] A’yan al-Syi’ah 2 : 35
[114] Ibid.
[115] Ushul Kafi 2:391 hadits no.3; 40 Hadits Imam khomeini, bab Tawakkal.
[115b] Bihar al-Anwar 35 : 213 ; Tafsir Furat ibn Ibrahim hal. 340.
[115c] Ibid 36 : 243.

Sumber : qitori

Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc


Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!