Gunakan akronim pendek dari RETHINK (PERTIMBANGKAN BAIK-BAIK) :
R : Recognize your emotion : Kenali emosi anda. Apakah itu kemarahan, ancaman atau rasa malu?
E : Empathize with other person : Berempatilah pada orang lain. Cobalah mengerti sudut pandang dan perasan orang lain.
T : Think about yaour thinking : Pikirkan apa yang sedang Anda pikirkan: Apakah saya sudah tidak lagi bisa berpikir rasional?
H : Hear the other person : dengarkan orang lain, dan periksa persepsi Anda dengan cara berempati.
I : Integrate respect for every human into your feelings : integrasikan rasa hormat kepada setiap manusia ke dalam perasaan Anda. “Saya memang marah, tapi saya masih mencintaimu”
N : Notice your psychology responses : Catat respon-respon psikologis Anda. Pelajari bagaimana Anda dapat menenangkan diri Anda dengan cepat sebelum Anda kehilangan kendali.
K : Keep on topic – Tetap pada topik, dan jangan menggali luka lama.
Carilah kompromi-kompromi dan solusi, termasuk bagaimana menghindari situasi-situasi yang memicu kemarahan Anda. Tidak semua amarah itu buruk. Akhirnya, setelah semua peringatan-peringatan, saran-saran, dan metode-metode pengendalian kemarahan ini , kita mesti menggaris bawahi bahwa walaupun kemarahan itu tidak menyenangkan dan berpotensi menjadi bahaya ini, ia juga merupakan emosi yang sering menguntungkan dan patut dihargai.
Kemarahan (bukan kekerasan) sering bisa dibenarkan. Ketika kemarahan dapat dikendalikan, kemarahan menjadi reaksi yang dapat dipertimbangkan dan efektif untuk melawan situasi yang tidak adil dan ofensif (menyerang). Kemarahan menjadi sangat dibutuhkan untuk mengubah keadaan.
Secara khusus, kemarahan memotivasi kita untuk melakukan sesuatu. Kemarahan juga dapat menyingkap kebenaran-kebenaran yang tidak menyenangkan atas orang lain. Kemarahan mengkomunikasikan bahwa kita merasa kesal dan terganggu, bahwa kita dapat dan akan mengekspresikan diri kita sendiri, dan bahwa kita ditentukan untuk mengoreksi situasi yang buruk.
Kemarahan dapat mengendalikan ketakutan-ketakutan kita dari penyendirian dan sikap selalu mengalah dan tunduk. Kemarahan, apabila tepat pengekspresiannya dapat memberikan kita suatu rasa bangga saat kita menggunakan beberapa pengendalian dan peningkatan atas suatu situasi yang buruk.
Imam Muhammad al-Baqir as meriwayatkan bahwa ketika Nuh as sedang berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla atas kaumnya, datanglah Iblis kepadanya sambil berkata, “Wahai Nuh! Ingatlah aku pada tiga keadaan, karena sesungguhnya aku lebih dekat kepada seorang hamba ketika ia berada pada salah satu dari tiga keadaan ini :
1. Ingatlah aku, saat engkau marah.
2. Ingatlah aku, saat engkau menghakimi dua orang yang sedang bersengketa.
3. Ingatlah aku, saat engkau berduaan saja dengan seorang wanita (yang bukan muhrim) yang tidak ada seorang pun selain kalian berdua”
(Mustadrak al-Wasail 14 : 265)
Sumber : qitori
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc
Posting Komentar