Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

Di antara orang-orang yang tidak disukai (dicintai) Allah Swt yang dinyatakan secara tegas oleh Al-Quran adalah ORANG ZALIM. Al-Quran mengatakan “..dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS 3: 57 Lihat juga ayat QS 42:40)

Tapi apa sebenarnya makna kata zalim itu sendiri? Beberapa ahli bahasa mendeskripsikan zalim sebagai “wadl’u syai’a fi ghairi mahallihi” atau meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.

Sementara itu padanan kata zalim yang disebutkan dalam al-Quran adalah baghyu yang juga sama maknanya dengan zhulm yaitu : melanggar atau merampas hak orang lain. (lihat penggunaan kata baghyu pada ayat QS 7:33).

Perbuatan ZALIM adalah perbuatan yang sangat dicela Islam. Beberapa orang Muslim yang pernah saya temui sedemikian gemar mengadakan Majelis Zikir dan membicarakan konsep-konsep Islam, namun sayangnya – saya melihat sendiri mereka – tanpa disadari (atau justru disadari) – justru dengan entengnya melakukan kezaliman kepada orang lain, misalnya saja memberikan upah kepada karyawannya dengan upah yang sangat minim atau bahkan tidak membayar upah mereka sebagaimana seharusnya, memperdaya orang-orang lemah, dsb. Hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Beberapa orang memang sedemikian perhatian (getol) pada ajaran-ajaran ritual Islam namun di sisi lain mengabaikan ajaran-ajaran Islam yang jauh lebih penting dan lebih utama, yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.

Oleh karena itu marilah kita renungkan kembali ayat-ayat di bawah ini :

Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim,” (QS 7 : 44)

Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, maka adakah yang dibinasakan selain dari orang yang zalim?” (QS 6: 47)

Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (QS 28:59)

Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut . Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim,” (QS 7: 41)

Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman,” (QS 10:13)

Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu pelajaran bagi kaum yang mengetahui.” (QS 27:52)

Jika kita meyakini ayat-ayat ini, mudah-mudahan ayat-ayat ini senantiasa mengingatkan kita setiap saat dan menjadikan kita untuk tidak menganggap remeh dosa kezaliman yang merupakan salah satu dosa yang teramat besar.

Di dalam hadis-hadis juga disebutkan bahwa kezaliman adalah sebesar-besar perbuatan maksiat dan perbuatan tersebut dapat merusak kalbu kita.

Rasulullah Saw bersabda, “Jauhilah kezaliman itu, karena kezaliman itu dapat MERUSAK HATI (nurani) kalian.” (Mizan al-Hikmah V/597)

Imam Ali as berkata, “Jauhilah kezaliman! Karena sesunggahnya kezaliman itu sebesar-besar kemaksiatan.” (Mizan al-Hikmah V/597)

Imam Ali bin Abi Thalib as juga berkata berkata, “Jauhilah perbuatan zalim, karena pelaku kezaliman tidak akan mencium bau harum surga.” (Ibid)

Di lain hadis Rasulullah Saw juga bersabda: “Takutlah kamu dari berbuat zalim ! Karena sesungguhnya kezaliman itu adalah kegelapan di Hari Qiyamat!” (Mizan al-Hikmah V/599)

Rasulullah saww bersabda, “Kezaliman itu ada 3 macam: Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, dan kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah. Adapun kezaliman yang tidak diampunkan Allah adalah syirik, firman Allah Taala: “Sesunggahnys syirik itu kezaliman yang amat besar!”, adapun kezaliman yang dapat diampunkan Allah adalah kezaliman seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah, Tuhannya.

Dan kezaliman yang tidak dibiarkan Allah adalah kezaliman hamba-hamba-Nya di antara sesama mereka, karena pasti dituntut kelak oleh mereka yang dizalimi.”

(HR. al-Bazaar & ath-Thayaalisy)

Saya berharap, kita semua tidak menganggap perbuatan zalim sebagai perbuatan yang remeh, yang tidak memiliki akibat langsung di dunia ini.

(Bersambung)

Laa hawla wa laa quwwata illa billah…

Sumber : qitori

Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc


Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!