Allah Swt berfirman : “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” (QS Qaaf [50] ayat 22)
Ayatullah Mahdi Pooya mengomentari ayat ini : “Orang-orang zalim atau orang-orang yang telah melakukan kejahatan akan melihat dengan sangat jelas konsekwensi (balasan) perbuatannya (setelah nyawa mereka dicabut) padahal ketika mereka hidup (di dunia) mereka tidak bisa menyaksikannya.” 1]
Muhammad Jawad Mughniyah, di dalam tafsirnya, Al-Kasyif, menjelaskan ayat di atas : “(Ayat) ini mengisyaratkan kepada Hari Penghitungan (Yaum al-Hisab) dan (hari) pembalasan (al-jaza’). Adapun maksud kalimat penglihatan yang tajam (al-bashr al-hadid) adalah penyingkapan hakikat (kehidupan) ini pada saat manusia mengalami kematian dan sesudahnya, karena (selama ini) dia telah mengingkari hari kebangkitan (kiamat). (Ketika nyawanya dicabut maka semuanya terungkap, dan saat itulah) dia melihat realitas yang selama ini ia ingkari dan (saat itu pula) dia mengingkari apa yang selama ini dia lihat. 2]
“Saat itu dia melihatnya tanpa syak dan keraguan sedikit pun.” jelas Muhammad bin Ahmad al-Hilly dalam tafsirnya, Muntakhab al-Tibyan. 3]
Rasulullah Saw bersabda, “Apabila mati salah seorang dari kalian, maka sungguh telah terjadi kiamat (kecil) atas dirinya, maka hendaklah kalian (mulai saat ini) beribadah kepada Allah seakan-akan kalian melihat-Nya, dan hendaklah kalian memohon ampun kepada-Nya setiap saat.” (Kanz al-‘Ummal, hadis no. 42748)
Rasulullah Saw bersabda, “Apabila mati seseorang di antara kalian, maka telah terjadi kiamat atas dirinya, dan diperiksalah hartanya, apakah diperoleh dengan cara yang baik atau dengan cara yang jahat.” (Kanz al-‘Ummal, hadis no. 42123)
“Sungguh telah merugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu.” (QS Al-An’am [6] : 31)
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS Al-A’raaf [7] : 179)
“Biarkanlah mereka makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan, maka kelak mereka akan mengetahui.” (QS Al-Hijr [15] : 3)
“Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar, maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang ingkar : “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami dalam keadaan lalai tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang ZALIM.” (QS Al-Anbiyaa’ [21] : 97)
“Janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang akhirat adalah lalai.” (QS Al-Ruum [30] : 6-7)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.”
(QS Al-Takaatsur [102] : 1)
“Dan sebutlah Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS Al-A’raaf [7] : 205)
___________
Catatan Kaki :
1. Tafsir Al-Quran Mahdi Pooya
2. Tafsir al-Kasyif, halaman 133
3. Tafsir Muntakhab al-Tibyan, halaman 277
Sumber : qitori
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc
Posting Komentar