Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

flowers2

Kebanyakan manusia itu

Seperti orang-orang yang masuk

ke dalam pasar

Hanyut dalam keramaian

Terserap dalam kerumunan

Tersihir aneka barang dagangan


Kebanyakan manusia itu

kehilangan kesadaran insaninya

tenggelam dalam lalai

lupa tujuan semula

“Aku ke sini mau apa?”

Selama berabad-abad, kaum Sufi bekerja keras mengembangkan praktik demi mengintesifkan Zikrullah (Berzikir kepada Allah).

Adapun tujuan Zikrullah adalah agar mereka dapat senantiasa tenggelam dalam ingatan kepada-Nya, seraya melupakan nafs atau ego.

Banyak orang berzikir, namun Aku (ego)-nya makin membesar. Makin banyak zikirnya, makin besar Aku-nya, sampai-sampai Aku-nya menjadi “Tuhan” atau berhala yang disembahnya.

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hasrat keinginannya sebagai tuhannya?” (QS Al-Jaatsiyah [45] : 23)

Ketika kita berzikir kepada Allah Swt, kita bukan terserap dalam ke-Agungan-Nya, tetapi malah terserap dalam ke-Aku-an kita, lenyap dalam hiruk-pikuk dunia, terseret oleh arus kebanggaan semu, dan terjebak dalam gaflah (kelalaian).

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

orang-orang yang lalai dari shalatnya, 1]

Kita maklum bahwa tujuan shalat adalah untuk mengingat-Nya 2], untuk zikrullah, tapi kita menjadikan shalat kita sekadar rutinitas, style, atau bahkan agar orang yang melihat kita menghormati dan menganggap kita sebagai orang shalih.

Karena itulah zikrullah mesti disertakan dengan kesadaran ‘ubudiyyah’, kesadaran kehambaan, kesadaran bahwa sang pezikir hanyalah seorang hamba-Nya yang lemah, faqir dan bergantung penuh kepada Yang Maha Rahman.

Untuk mendapatkan kesadaran seperti ini tidaklah mudah, namun bukan pula hal yang mustahil. Kerja keras (Jihad al-Nafs) menjadi bagian penting yang tak terpisahkan untuk mencapai kondisi tersebut.

Selain kerja keras, kontinyunitas (istiqamah) juga menjadi syarat yang tidak bisa diabaikan.

Keadaan kita dan kebanyakan manusia sebenarnya bisa digambarkan seperti dibawah ini :

Bayangkan Anda masuk ke dalam mobil Anda, dan mengendarainya menuju super-market, atau department store untuk membeli sesuatu yang Anda butuhkan. Tetapi ketika Anda masuk ke super-market, Anda lupa apa tujuan Anda semula. Anda menjadi sibuk, terpesona, terpikat, dan bahkan tersihir oleh semua barang-barang yang Anda lihat di sekeliling Anda. Anda terbawa oleh gelombang keramaian, kerumunan banyak orang, mengikuti apa yang dilakukan mereka…

Namun tiba-tiba saja Anda merasakan suatu kesunyian, dan Anda mulai tersadarkan, merasakan kembali keberadaan Anda dan mempertanyakan, “Aku mau ngapain ya di sini?”.

Kerumunan banyak orang di sekeliling Anda yang asyik-masyuk dalam sebuah ‘permainan’ yang sedang dimainkan, hampir-hampir tidak bisa dihentikan, dan bahkan mereka lupa ‘Apa yang membawa mereka ke tempat ini.’

Pertanyaan seperti ini pun hanya muncul dalam kepala/hati orang-orang yang mempunyai titik zikir yang samar-samar. Dan tidak mudah dijawab oleh mereka yang terkondisikan oleh keadaan yang sedemikian menghanyutkan.”

Rumi bersyair :

Seseorang bertanya :

“Apakah Jalan (Sufi) itu?”

Lalu kuberkata :

“Jalan (Sufi) ini adalah meninggalkan

keinginan-keinginan.

Wahai Pecinta (Tuhan) Yang Maha Memiliki

Kerajaan! Ketahuilah bahwa jalanmu

adalah mencari ridha Tuhan.

Manakala kau mencari ridha-Nya

dan ingin memenuhi kehendak-Nya,

maka memenuhi hasratmu sendiri

adalah terlarang.”

[Diwan i Syams : 374-376]

Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensi dengan tingkat spiritual yang berbeda. Namun Tuhan Yang Maha Rahman tidak melihat perbedaan ini. Dia hanya melihat keikhlasan niat kita dan sejauh mana masing-masing diri kita mengoptimalkan perjuangan menaklukan ego dengan tingkatan yang kita miliki masing-masing.

Laa hawla wa laa quwwata illa billah

Sumber : qitori

Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc


Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!