Allah Swt berfirman : “dan Ku lapangkan baginya dengan selapang-lapangnya, kemudian dia ingin sekali (yathma’) supaya Aku menambahnya.” (QS Al-Mudatsir [74] : 14-15)
Seperti bisa kita perhatikan ayat di atas, kata yathma’ yang bermakna : “dia ingin sekali” berakar dari kata thama’ yang di dalam bahasa Indonesia pun lumrah digunakan dengan makna yang sama : tamak. Kata lainnya : Loba dan rakus.
Tamak adalah keinginan yang berlebihan kepada harta, tahta bahkan wanita, karena merasa tidak puas dengan apa yang telah dikaruniai Allah dan berpikir bahwa semua keinginan itu bisa dan layak diperoleh. Padahal sudah kita maklumi bahwa tak semua keinginan kita selalu dapat terpenuhi dan layak.
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Ketahuilah dengan pasti bahwa kalian tak dapat meraih (semua) keinginan kalian (tak dapat melampaui (masa) kehidupan kalian yang telah ditentukan. Kalian (sedang) mengikuti jejak orang-orang sebelum kalian. Oleh sebab itu, merendahlah dalam mencari dan sederhanalah dalam meraih (apa yang diinginkan). Setiap pengejar dunia belum tentu mendapatkannya; dan orang yang biasa saja dalam mencarinya (penghidupan dunia), belum tentu tidak mendapatkannya.” (Nahjul Balaghah)
Imam Shadiq as berkata, “Jika anak Adam (manusia) memiliki dua lembah emas dan perak, ia akan menginginkan lembah ketiga. Wahai manusia! Perut kalian bukanlah lautan atau lembah, karena tak dapat dipenuhi apa pun selain tanah.” (Al-Wafi 3:152)
Imam Hasan as berkata, “Kehancuran manusia terletak pada tiga hal: kesombongan, ketamakan, dan kedengkian. Karena kesombongan, Iblis dikutuk oleh Allah. Ketamakan merupakan musuh jiwa. Karena ketamakanlah, Adam diusir dari surga. Kedengkian merupakan bibit kejahatan. Karena dengkilah, Qabil membunuh, Habil, (saudaranya)keduanya adalah putra Adam as.”
Rasulullah Saw bersabda : “Ketamakan menghilangkan hikmah (kearifan) dari kalbu para ulama.” (Kanzul ‘Ummal hadits no. 7576)
Imam Ali as berkata, “Tamak yang sedikit dapat merusak wara’ yang banyak.” (Mizan al-Hikmah, hadis no. 10891)
Imam al-Shadiq as, “Jika engkau ingin menyejukkan matamu dan memperoleh kebaikan dunia dan akhirat, maka hendaklah engkau putuskan ketamakan atas apa yang ada pada tangan orang lain.” (Bihar al-Anwar 73 : 168)
Sumber : qitori
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc
Posting Komentar