Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

Allah 'Azza Wa Jalla menunjukkan jalan kepada para pencari supaya mengingati-Nya:
“Dan hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu. (Surat Baqaraah, ayat 198).

Ini bermakna Pencipta kamu telah membawa kamu ke tingkat kesadaran dan keyakinan yang tertentu dan kamu hanya boleh mengingati-Nya menurut kadar keupayaan tersebut. Nabi s.a.w bersabda, “Ucapan zikir yang paling baik adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa, itulah kalimah “La ilaha illa Llah”.

Terdapat berbagai-bagai tingkat zikir dan masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang diucap dengan lidah secara kuat dan ada pula yang diucapkan secara senyap, dari lubuk hati. Pada tingkat permulaan seseorang harus menyebutkan ucapan zikirnya dengan lidahnya secara berbunyi. Kemudian tingkat demi tingkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh yaitu kepada bagian rahasia-rahasia, pergi lagi kepada yang lebih jauh yaitu bagian yang tersembunyi sehingga kepada yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi. Sejauh mana zikir masuk ke dalam, tingkat yang dicapainya, bergantung kepada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.

Zikir yang diucapkan dengan perkataan menjadi kenyataan bahwa hati tidak lupa kepada Allah. Zikir secara senyap di dalam hati adalah pergerakan perasaan. Zikir hati adalah dengan cara merasakan di dalam hati tentang kenyataan tentang keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir adalah melalui pancaran cahaya suci yang dipancarkan oleh keperkasaan dan keelokan Allah. Zikir pada tahap rahasia ialah melalui keghairahan (zauk) yang diterima dari pemerhatian rahasia suci itu. Zikir pada bagian tersembunyi membawa seseorang kepada:
“Di tempat duduk yang hak, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surat Qamar, ayat 55).

Zikir tingkat terakhir yang dipanggil khafi al-khafi – yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi – membawa seseorang kepada keadaan fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang hak. Dalam kenyataannya tiada siapa kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang yang telah masuk ke dalam alam yang mengandungi semua pengetahuan, kesudahan kepada semua dan segala perkara.
“Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi”. (Surat Ta Ha, ayat 7).

Bila seseorang telah melepasi tahap zikir-zikir tersebut keadaan jiwa yang berlainan seolah-olah roh lain lahir dalam diri seseorang. Roh ini lebih sejati dan seni dari roh-roh yang lain. Ia adalah anak kepada hati, anak kepada hakikat. Ketika dalam bentuk benih anak ini mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemui yang hak. Setelah ia lahir anak ini menggesa orang lain supaya mendapatkaan Dzat Allah Yang Maha Tinggi. Roh baru ini yang dinamakan anak kepada hati dan juga benih serta keupayaannya tidak terdapat pada semua orang. Ia hanya terdapat pada orang mukmin yang sejati.
“Dia jualah yang tinggi darjat-Nya, yang memiliki arasy. Dia kirim roh dari perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki:. (Surat Mukmin, ayat 15).

Roh khusus ini dihantar dari maqam Yang Maha Perkasa dan diletakkan di dalam alam maya yang nyata di mana sifat-sifat Pencipta menyata pada penciptaan, tetapi roh ini adalah kepunyaan alam yang hak. Ia tidak berminat dan tidak memperdulikan apa saja melainkan Dzat Allah. Nabi s.a.w bersabda, “Dunia ini tidak disukai dan tidak dihajati oleh orang yang inginkan akhirat. Akhirat pula tidak dihajati oleh orang yang inginkan dunia, dan ia tidak akan diberi kepada mereka. Tetapi bagi roh yang mencari Dzat Allah dunia dan akhirat tidak menarik perhatiannya”. Roh untuk yang hak. Orang yang memilikinya akan mencari, menemui dan bersama Tuhannya.

Apa saja yang kamu buat di sini ddzahir kamu haruslah menurut jalan yang lurus. Ia hanya mungkin dengan mengikuti dan mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama. Untuk berbuat demikian seseorang haruslah menyadari, mengingati Allah malam dan siang, ddzahir dan batin, berterusan. Bagi mereka yang menyaksikan yang hak mengingati Allah adalah wajib sebagaimana perintah-Nya:
“Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil (berbaring) atas rusuk-rusuk kamu”. (Surat Nisaa’, ayat 103).

“Yang mengingati Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring dan memikirkan tentang kejadian langit-langit dan bumi (sambil berkata), ‘Wahai Tuhan kami, Engkau tidak jadikan (semua) ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau’”. (Surat Imraan, ayat 191).

Sumber : Madzhab Cinta
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc

Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!