Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

Salah satu syarat menyediakan seseorang untuk berzikir ialah berada di dalam keadaan berwuduk; basuh dan bersihkan tubuh badan dan sucikan hati. Pada tingkat permulaan, supaya zikir itu berkesan, haruslah disebut kuat-kuat akan perkataan dan ayat yang dijadikan zikir – kalimah tauhid, sifat-sifat Allah. Bila perkataan tersebut diucapkan usahakan agar kamu berada di dalam kesadaran (tidak lalai). Dengan cara ini hati mendengar ucapan zikir dan diterangi oleh apa yang dizikirkan. Ia menerima tenaga dan menjadi hidup – bukan saja hidup di dunia ini bahkan juga hidup abadi di akhirat.

“Mereka tidak akan merasa padanya kematian, hanya kematian pertama, dan Dia pelihara mereka dari azab jahanam”. (Surat Dukhaan, ayat 56).

Nabi s.a.w menceritakan bahwa keadaan orang mukmin yang mencapai yang hak melalui zikir, “Orang mukmin tidak mati. Mereka hanya meninggalkan hidup yang sementara ini dan pergi kepada kehidupan abadi”. Dan mereka lakukan di sana apa yang mereka lakukan dalam dunia. Nabi s.a.w bersabda, “Nabi-nabi dan orang-orang yang dekat dengan Allah terus beribadat di dalam kubur separti yang mereka lakukan di dalam rumah mereka”. Ibadat yang dimaksudkan itu adalah penyerahan dan merendahkan diri rohani kepada Allah bukan sembahyang yang lima waktu sehari. Tawaduk yang di dalam diri, dengan diam, adalah nilai utama yang menunjukkan iman yang sejati.

ma'rifat tidak dicapai oleh manusia dengan usaha tetapi ia adalah anugerah dari Allah. Setelah dinaikkan kepada maqam tersebut orang arif menjadi akrab dengan rahasia-rahasia Allah. Allah membawa seseorang kepada rahasia-rahasia-Nya apabila hati orang itu hidup dan sadar dengan zikir atau ingatan kepada-Nya dan jika hati yang sadar itu bersedia menerima yang hak. Nabi s.a.w bersabda, “Mataku tidur tetapi hatiku jaga”.

Pentingnya memperoleh ma'rifat dan hakikat diterangkan oleh Nabi s.a.w, “Jika seseorang berniat mempelajari dan beramal menurut keinginannya itu tetapi mati sebelum mencapai tujuannya, Allah melantik dua orang malaikat sebagai guru yang mengajarnya ilmu dan ma'rifat sampai ke hari kiamat. Orang itu dibangkitkan dari kuburnya sebagai orang arif yang telah memperoleh hakikat”. Dua orang malaikat di sini menunjukkan roh Nabi Muhammad s.a.w dan cahaya cinta yang menghubungkan insan dengan Allah. Pentingnya niat dan hajat selanjutnya diceritakan oleh Nabi s.a.w, “Ramai yang berniat belajar tetapi mati ketika masih di dalam kejahilam tetapi mereka bangkit dari kubur pada hari pembalasan sebagai orang arif. Ramai ahli ilmu dibangkitkan pada hari itu dalam keadaan rosak akhlak hilang segalanya dan jahil keseluruhannya”. Mereka adalah orang-orang yang bermegah dengan ilmu mereka, yang menuntut ilmu karena muslihat duniawi dan berbuat dosa. Mereka diberi amaran:

“Dan (ingatkanlah mereka) hari yang akan dibawa orang-orang kafir ke neraka (dan dikata), ‘Kami telah habiskan bagian kamu yang baik di dalam penghidupan dunia. Dan kamu telah bersuka-sukaan dengannya. Maka pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang keji lantaran kamu pernah berlaku sombong di dunia secara tidak benar dan lantaran kamu telah melewati batas”. (Surat Ahqaaf, ayat 20).

Nabi s.a.w bersabda, “Setiap amal bergantung pada niat. Niat dan tujuan orang beriman lebih baik dan bernilai pada pandangan Allah dari amalannya. Niat orang yang tidak beriman lebih buruk dari apa yang nyata dengan amalannya”. Niat adalah asas amalan. Nabi s.a.w, “Adalah baik membena kerja kebajikan di atas tapak yang baik, dan dosa adalah perbuatan yang dibina di atas tapak yang jahat”.

“Barangsiapa hendak ke taman akhirat Kami tambah untuknya pada ke tamannya, dan barangsiapa mau ke taman dunia Kami akan beri kepadanya sebagian darinya, tetapi tidak ada baginya bagian akhirat”. (Surat Syura, ayat 20).

Cara terbaik ialah mencari guru kerohanian yang akan membawa hati kamu hidup. Ini akan menyelamatkan kamu di akhirat. Ini adalah penting; ia harus dilakukan segera ketika masih hidup. Dunia ini kebun akhirat. Orang yang tidak menanam di sini tidak boleh menuai di sana. Jadi, bercucuk tanamlah di dalam dunia ini dengan benih yang diharuskan untuk kesejahteraan hidup di sini dan juga di akhirat.



Sumber : Madzhab Cinta
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc

Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!