“Di sini ada orang yang telah minum lautan,
dan lidahnya masih terus haus!”
~ Abu Yazid al-Busthami, Futuhat al-Makkiyyah 2 : 111
MANIFESTASI CINTA
Syekh al-Akbar Muhyiddin Ibn Arabi memandang manifestasi Cinta dalam dua cara.
Pertama, bagi Tuhan, Cinta menyebar secara absolut kepada segala sesuatu di dalam ciptaan, tanpa batasan, karena ciptaan secara esensial adalah indah dan cantik – baik yang kita sebut indah maupun yang jelek. Tuhan cinta untuk dikenal (ahbabtu an a’rif), dan peluang untuk pengetahuan ini secara khusus diberikan kepada manusia, yang secara potensial adalah wadah manifestasi cinta yang paling sempurna.
Yang kedua, adalah penyingkapan permanen yang tidak akan pernah berakhir, dan itu adalah maqam tertinggi di mana Allah disingkapkan kepada para hamba-Nya yang mengenal-Nya – ini (disebut) wahyu rasa (dzauq). Sedangkan untuk penyingkapan yang memiliki akhir, ia (sebut) kepuasan (riyy) dan termasuk milik orang yang terbatas, karena tujuan mereka minum adalah memuaskan dahaga.
Sedangkan untuk orang-orang yang lapang (kemampuannya untuk menerima), mereka tidak pernah mencapai kepuasan dalam minum, seperti Abu Yazid dan orang-orang seperti dia.
Barang siapa yang membatasi cinta ia tidak mengetahuinya! Barang siapa yang tidak merasakannya dengan meminum dia tidak mengetahuinya!
Barang siapa yang berkata, “Aku telah diberitahu akan hal itu” tidak mengetahuinya! Cinta adalah minum tanpa akhir! Salah seorang dari orang yang terhijab berkata, “Aku telah minum suatu minuman, setelah itu aku tidak pernah haus,” dan Abu Yazid menjawabnya, “Di sini ada orang yang telah minum lautan, dan lidahnya masih terus haus!” inilah tepatnya yang telah kita singgung. 116]
PENYINGKAPAN KEINDAHAN (AL JAMAL) DAN KEAGUNGAN (AL JALAL) TUHAN
Ruzbihan di dalam kitabnya, Masyrah al-Arwah mengatakan, “Penyingkapan keindahan (al-Jamal) adalah adalah tempat di mana segenap ruh tercerap melalui kasih sayang, kerinduan, dan cinta. Melaluinya, kaum ‘arif diberi kemampuan melakukan perjalanan menembus sifat-sifat itu dan tetap berada dalam visi keabadian dan kebakaan…
Penyingkapan keagungan (al-Jalal) adalah kedudukkan dimana orang-orang terpilih dikuasai oleh rasa takut, kengerian, keterkesimaan, dan ketakziman. 117]
Apa pun yang kau dengar dan katakan (tentang Cinta),
itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari Cinta adalah
sebuah rahasia yang tak terungkapkan.
(Rumi, Diwan i Syams 2988)
Laa hawla wa laa quwata illa billah.
Sumber : qitori
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc
Posting Komentar