(Petikan surat Syeikh Abdul Qadir al-Jilani)
Sahabat-sahabatku yang kusayangi. Hatimu adalah ibarat cermin yang berkilau. Kalian harus membersihkannya daripada debu dan kotoran yang menutupinya. Cermin hatimu itu telah ditakdirkan untuk memancarkan cahaya rahasia-rahasia Ilahi.
Bila cahaya dari Allah mulai menyinari ruang hatimu, lentera hatimu akan menyala. Lentera hati itu “berada di dalam kaca, kaca itu sifatnya seumpama bintang yang berkilau terang benderang…” Kemudian kepada hati itu anak panah suci akan hinggap. Anak panah ibarat petir yang akan mengeluarkan awan makna “bukan dari timur atau barat, dinyalakan dari pohon zaitun yang diberkati…” dan memancarkan cahaya ke atas puncak makna, yang sejati, sangat suci sehingga ia “memancarkan cahaya walaupun tidak disentuh oleh api”. Kemudian lentera makrifat (hikmah kebijaksanaan) akan menyala sendiri. Mana mungkin ia tidak menyala sedangkan cahaya rahasia Allah menyinarinya?
Sekiranya cahaya rahasia Ilahi bersinar ke dalam hati, kegelapan akan rahasia akan menjadi terang oleh ribuan bintang-bintang “…dan bintang-bintang akan engkau temui jalanmu…”. Bukanlah bintang yang memandu kita tetapi cahaya Ilahi. Lantaran Allah “…menghiaskan langit penuh dengan keindahan bintang-bintang”. Sekiranya lentera rahasia-rahasia Ilahi dinyalakan di dalam diri batinmu yang lain akan datang secara sekaligus atau berangsur-angsur. Sebagian telah kalian ketahui dan sebagian yang lain akan kami beritahu di sini. Baca, dengar, coba fahami. Langit ketidaksadaran (kelalaian) yang gelap, akan dinyalakan oleh kehadiran Ilahi dan kedamaian serta keindahan bulan purnama yang akan naik dari ufuk langit memancarkan “cahaya di atas cahaya” di langit, melepaskan peringkat yang ditentukan sebagaimana yang Allah telah tentukan bagi kerajaan-Nya, sehingga ia bersinar penuh kemuliaan di tengah-tengah langit, menghambat kegelapan kelalaian. “(Aku bersumpah) demi malam apabila ia senyap sepi…dengan cuaca pagi yang cemerlang…” malam ketidaksedaran kamu akan melihat terangnya hari siang. Kemudian kalian akan menghirup air wangi kenangan dan “bertaubat di awal pagi” terhadap ketidaksedaran (kelalaian) dan menyesali umur kalian yang dihabiskan di dalam kelalaian. Kalian akan mendengar nyanyian burung bulbul di pagi hari yang berkata:
Mereka tidur sedikit saja di malam hari dan pada awal pagi mereka memohon keampunan Allah
Allah limpahkan cahaya-Nya siapa saja yang Dia kehendaki.
Kemudian kalian akan melihat di ufuk langit peraturan Ilahi akan matahari ilmu batin mulai terbit. Ia adalah matahari kalian sendiri, karena kalian adalah “yang Allah beri petunjuk” dan kalian “berada pada jalan yang benar” dan bukan “mereka yang Dia tinggalkan di dalam kesesatan”. Dan kamu akan memahami rahasia:
Tidak diizinkan matahari mengejar bulan dan tidak pula malam mendahului siang. Tiap sesuatu berjalan pada landasan (masing-masing).
Akhirnya ikatan akan terurai selaras dengan “perumpamaan yang Allah adakan untuk insan dan Allah mengetahui tiap sesuatu”, dan tabir-tabir akan terangkat dan kulit akan pecah, menunjukkan keindahan dan melenyapkan kenistaan. Tabir kebenaan akan terbuka.
Semua ini akan terjadi apabila cermin hati kalian telah dibersihkan dan disucikan. Cahaya rahasia-rahasia Ilahi akan memancar. Hanya kepada-Nyalah kamu memohon, daripada-Nya dan dengan-Nya.
Sumber : Madzhab Cinta
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc
Posting Komentar