Khauf adalah kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan menimpanya atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya. Rasa takut (khauf) adalah rasa pedih dan terbakarya hati disebabkan oleh kejatuhannya pada situasi yang dibenci pada masa yang akan datang. Rasa takut itu dapat bersumber dari mengalirnya dosa-dosa yang tiada pernah berhenti. Adakalanya, rasa takut kepada Allah itu bersumber dari ma’rifat terhadap sifat-sifat-Nya. Ini benar-benar khauf paling sempurna, karena orang yang mengenal Allah, pasti takut kepada-Nya.[90]
Karena itu Allah berfirman.:
ِانَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمؤا (فاطر: ۲٨)
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.” (Q.S. al-Fathir: 28)[91]
Orang yang terjerat di sarang binatang buas, tidak akan merasa takut kepadanya, kalau ia tidak tahu akan sifat binatang tersebut. Orang yang tahu persis terhadap binatang buas, mengetahui bahwa binatang buas itu pasti dapat membinasakannya. Demikian juga jika seseorang itu mengetahui bahwa Allah yang mempunyai sifat Yang Maha Tinggi, dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana tentu ia akan takut karena ancaman dan siksaan-Nya. Sebagaimana Allah telah membinasakan orang-orang yang durhaka kepadanya seperti kasus Fir’aun dan itupun tidak mengurangi sedikit pun dari kekuasaan Allah.
Menurut Imâm al-Ghazâlî di antara terapi untuk mencapai khauf adalah dengan cara ma’rifat kepada Allah. Ma’rifat kepada Allah akan menyebabkan seseorang itu takut kepada-Nya. Karena dengan mengetahui keagungan dan keperkasaan Allah, seperti telah diciptakannya surga berikut penghuninya dan diciptakan neraka beserta penghuninya, serta telah menetapkan kebahagiaan dan kesengsaraan kepada setiap hamba-Nya dengan benar dan adil, yang tidak dapat diubah oleh siapa pun, atau disimpangkan dari ketentuan azali-Nya. Seseorang tidak dapat mengetahui ketetapan qadha’ yang akan diterimanya dan juga ketetapan akhir kehidupannya, sementara ia dibebani pikiran, jangan-jangan kesengsaraan abadi itu ada padanya. Maka persepsi rasa takut tidak perlu dihadirkan lagi, karena ia sudah pasti takut.[92]
Bagi orang yang tidak dapat menembus hakikat ma’rifat, terapinya adalah dengan melihat, menyaksikan, memperhatikan dan menyimak perihal orang-orang yang takut. Manusia yang paling takut kepada Allah adalah para Nabi, wali, ulama, dan ahl al-Bashîrah. Sedangkan manusia yang paling merasa dirinya aman dari ancaman Allah adalah orang-orang lalai, pandanga mereka tidak ke masa lampau, tidak pula kemasa depan, serta tidak mengarahkan pandangannya untuk mengenali Allah.
Itulah di antara terapi yang diberikan oleh Imâm al-Ghazâlî dalam kitab Al-Arba´în fî Ushûl al-Dîn pada bab khauf.
Posting Komentar