Subhanalloh, Luar biasa rohmat Tuhan yang tak henti – hentinya mengalir dalam setiap detik kehidupan. Hanya mereka yang buta rasa dan tuli jiwanya yang tidak mau dan mampu merasakan kasih sayang Alloh.
Apalagi yang kita ragukan dengan kebenaran tauhid Sang Rosul. Kita tidak pernah memesan nyawa ataupun jasad, Alloh telah menganugerahkan semuanya. Kita tak pernah memesan bumi dan seisinya, Alloh telah menyediakanya dengan design yang maha agung dan multi manfaat.
Kenapa begitu mudahnya kita melupakan Alloh, padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakan kita. Tak pernahkah anda berpikir, seandainya sedetik saja Alloh melupakan kita, kemana nafas harus kita cari, kemana nyawa harus berpenghuni.
Mungkin karena kita memang telah tumpul akal dan buta hati sehingga tak mau dan mampu merasakan rohmat dan kasih sayang Alloh. Pernahkah anda menghitung, seandainya oksigen yang kita hirup setiap hari itu harus kita bayar dengan uang, berapa uang yang dibutuhkan. Anda selalu memisahkan seluruh perkara dengan logika, padahal logika itulah hakekat mistisisme dan keagungan Tuhan yang sama sekali tidak logis bagi logika bodoh.
Ketika akal telah menjadi dewa dalam naungan nafsu, maka dia akan senantiasa menyeret kita dalam durhaka dan menjerat kita dalam penentangan akan keagungan Tuhan. Dunia menjadi begitu sempit Karena kita melihat dunia hanya dalam satu kamar hidup yang terbatas. Kalau saja anda mau berpikir dengan hati dan logika, maka dunia menjadi keagungan tak terbatas, dan surga telah hadir saat ini juga. Bukan dunia yang akan memperbudak kita, tapi dunialah yang akan melayani kita dalam perjalanan suci menuju istana penghambaan salikin. Karena hakekat dunia hanyalah rangkaian fasilitas yang disediakan oleh Alloh sebagai sarana penghambaan makhluk termulya yang disebut dengan manusia.
Kenapa surga telah hadir saat ini, di dunia ini. Jika anda berpikir dan mengimajinasikan surga dengan hamparan taman kenikmatan, beserta ribuan bidadari yang jelita, yang dalam setiap jengkal firdaus adalah kenikmatan ragawi, maka ketahuilah bahwa hal itu akan membawa anda dalam sesat aghyar yang hakiki. Sungguh bebahaya jika setiap amal dan ibadah anda selama ini hanya berharap surga akherat dengan berjuta kenikmatan ragawi. Bukan itu saudaraku, Sungguh surga itu akan kita rasakan saat ini, dalam kehidupan ini jika kita telah menduduki hakekat penghambaan dalam kerajaan cinta Sang Cinta. Karena anugerah kenikmatan surga yang hakiki adalah perjumpaan dan penyatuan dua cinta antara Sang Kholik dan Makhluknya.
Cukuplah bagimu Alloh, sebagai Muara segala sebab dan akibat. Kesadaran akan kekosongan diri bahwa kita hanyalah manusia yang bukan siapa – siapa, tak punya apa – apa, dan sedikitpun tak mampu berbuat apa. Segalanya hanya kuasa dan kehendak Alloh semata.
Kwalitas dan kwantitas kehidupan kita hanya tergantung bagaimana kita menyikapi setiap keadaan yang dikondisikan oleh Alloh untuk kita. Menyadari bahwa semuanya adalah bentuk rohmat yang harus kita songsong dengan senyum penghambaan yang penuh cinta. Bagaimana kita menyikapi rohmat berupa kenikmatan dan kemulyaan hidup, bagaimana kita menyikapi rohmat berupa serba keterbatasan hidup, bagaimana kita menyikapi rohmat berupa nikmat ketaatan, bagaimana kita menyikapi rohmat berupa kealpaan dan belenggu maksiat.
Kesadaran dalam situasi dan kondisi, serta ketepatan dalam penyikapan itulah yang akan menjadi nilai agung dalam genggaman cinta Sang Maha Esa.
Sudahkah anda selalu dan senantiasa mempersiapkan diri untuk menyongsong rangkaian takdir Tuhan. Menenggelamkan diri dalam kesiapan – kesiapan sebagai hamba. Selalu dalam posisi siap menerima segala keputusan Alloh. Sehingga kita selalu siap sewaktu – waktu menerima anugerah harta dari Alloh, sewaktu – waktu menerima kasih sayang berupa kemiskinan, sewaktu – waktu diberi sehat, sewaktu – sewaktu Alloh berkehendak sakit bagi kita, bahkan sewaktu – waktu Alloh memisahkan nyawa dan jasad kita untuk menghadap dalam singgasana kematian, kita senantiasa siap.
Posisi semacam itu hanya akan kita dapatkan ketika kita sigap dan tepat menyikapi takdir Alloh. Berusaha untuk terus memahami dan menghayati kehendak Alloh dengan segala petunjuk yang telah dihadirkan untuk kita.
Setiap saat kita sebenarnya berdiri di atas sirotol mustaqim kehidupan. Setiap detik dan waktu adalah sirotol mustaqim. Ketika sedikit saja kita terpeleset dalam durhaka, maka kita akan senantiasa hidup dalam neraka dunia yang jauh dari pancaran sinar Ilahiyyah. Namun jika kita tegak berdiri, memfokuskan seluruh jiwa dan raga dalam muara rububiyah, berpegang teguh pada jembatan ketaatan, maka surga akan senantiasa menjadi bagian kehidupan kita di dunia. Setiap waktu akan menjadi aliran romantika cinta ilahiyyah. Apalagi yang kita resahkan, ketika setiap waktu dan kejadian adalah nikmat dan bentuk kasih sayang Alloh. Bagaikan senyum Kekasih yang mengurai indah mengiringi setiap jengkal bumi kehidupan.
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc
Posting Komentar