Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

3275262719_98b41ede8f.jpg

Salah satu tanda bergantung pada amal adalah

berkurangnya harapan tatkala gagal.

Keinginanmu untuk lepas dari urusan duniawi,

padahal Allah membekalimu dengan sarana penghidupan,

adalah syahwat yang samar.

Sedangkan keinginanmu untuk mendapatkan sarana penghidupan,

padahal Allah telah melepaskanmu dari urusan duniawi,

adalah suatu kemunduran dari cita-cita yang luhur.

Menggebunya semangat tak akan mampu menerobos benteng takdir.

Istirahatkan dirimu dari mengatur urusanmu,

karena segala yang telah diurus oleh “Selainmu”,

tak perlu engkau turut mengurusnya.

Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu

dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu,

adalah bukti dari rabunnya mata batinmu.

Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan,

janganlah membuatmu berpatah harapan.

Allah menjamin pengabulan sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu,

bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri,

dan pada saat yang Dia kehendaki,

bukan pada waktu yang engkau ingini.

Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba,

janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu. Supaya,

yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu

dan memadamkan cahaya relung hatimu.

Jika Allah membukakan pintu makrifat bagimu,

jangan hiraukan mengapa itu terjadi sementara amalmu amat sedikit.

Allah membukakannya bagimu hanyalah karena

Dia ingin memperkenalkan Diri kepadamu.

Tidakkah engkau mengerti;

bahwa makrifat itu adalah anugerah-Nya kepadamu,

sedangkan amal adalah pemberianmu?

Maka betapa besar perbedaan

antara persembahanmu kepada Allah

dan karunia-Nya kepadamu!

Amal itu kerangka yang mati,

dan ruhnya ialah keikhlasan yang ada padanya.

Amal itu beragam

lantaran beragamnya keadaan yang menimpa hati.

Pendamlah wujudmu dalam “tanah” tak dikenal,

karena sesuatu yang tumbuh

dari benih yang tak ditanam (terlebih dahulu),

buahnya tiada sempurna.

Bagaimana hati dapat bersinar

sementara gambar dunia terlukis dalam cerminnya?

Atau, bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah

kalau ia masih terbelenggu dengan syahwatnya?

Atau, bagaimana hati akan antusias menghadap ke hadirat Allah

bila ia belum suci dari “janabah” kelalaiannya?

Atau, bagaimana hati mampu memahami kedalaman misteri gaib

padahal ia belum bertobat dari kesalahannya?

Tiada yang berguna bagi kalbu

sebagaimana uzlah untuk memasuki medan perenungan.

……

Ibnu ‘Atthailah as-Sakandari


Sumber : nahwannur.hadithuna
Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc

Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!