Tafakur

Kenapa tak henti-hentinya dirimu melupakan Alloh?, Padahal sedetikpun Dia tak pernah melupakanmu, Kenapa tak henti-hentinya kau puja cinta yang tak sebenarnya?, Sedangkan Sang Maha Cinta tak pernah melepaskan Cinta-Nya darimu.

Menu

Berlangganan

Dapatkan Artikel Terbaru Sufizone

Masukkan Alamat Email Kamu:

Delivered by FeedBurner

Visitor

Apr 24

As-Sary berkata, “Suatu ketika aku menghadiri pengajian Ma’ruf al-Karkhy. Seorang laki-laki datang kepadanya dan meminta, `Wahai Abu Mahfudz, berdoalah kepada Allah untukku, agar Dia mengembalikan kantongku. Kantong itu dicuri orang; isinya uang seribu dinar.’ Ma’ruf tetap diam. Untuk ketiga kalinya orang itu mengulangi permintaannya. Kemudian Ma’ruf menjawab, Apa yang harus kukatakan? Kukatakan, apa yang telah kuriwayatkan dari Nabi-nabi-Mu dan Wali-wali-Mu yang suci? ’ Kemudian Ma’ruf mengembalikan kepada-Nya. Tapi orang itu tetap mendesak, `Berdoalah kepada Allah untukku.’ Ma’ruf pun bedoa, `Ya Allah, pilihkanlah apa yang paling baik baginya’.”

Diriwayatkan bahwa al-Layts berkata, “Suatu ketika aku melihat Uqbah bin Nafi’ dan dia dalam keadaan buta. Kemudian aku bertemu dengan dia lagi, sedang matanya bisa melihat. Aku bertanya kepadanya , `Bagaimana penglihatanmu bisa pulih kembali?’ Dia menjawab, bahwa dalam mimpinya ada suara berseru, `Katakanlah, wahai Yang Maha Dekat, wahai Yang Maha Mengabulkan, wahai Yang Mendengarkan doaku, wahai Yang Maha Baik dalam kehendak-Nya,
kembalikanlah penglihatanku.’ Kuulangi doa ini dan Allah swt. lalu mengembalikan penglihatanku’.”

Syeikh Abu All ad-Daqqaq berkata, “Aku menderita sakit yang parah di mataku ketika untuk pertama kalinya aku kembali dari Marw ke Naisabur. Sudah agak lama aku tak bisa tidur. Suatu pagi aku tertidur lelap dan kudengar seseorang bertanya kepadaku, ‘Tidakkah Allah mencukupi bagi hamba-Nya?’ (Q.s. Az-Zumar: 36).
Aku terbangun dan kudapati penyakitku telah hilang dari mataku dan rasa sakitnya pun telah berhenti. Sesudah itu aku tak pernah lagi menderita sakit mata lagi.”

Diceritakan bahwa Muhammad bin Khuzaymah berkata, “Aku sedang berada di Iskandariyah ketika Ahmad bin Hanbal meninggal dunia. Aku betul-betul merasa sedih, hingga aku bermimpi bertemu dengan Ahmad bin Hanbal. Kulihat dia sedang melenggang. Aku bertanya, `Wahai Abu Abdullah, gerakan apa ini?’ Dia menjawab, `Ini adalah cara bergerak hamba-hamba di Rumah Kedamaian.’

Aku bertanya, “Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu?” Dia menjawab, `Dia telah mengampuniku, menempatkan sebuah mahkota di atas kepalaku, dan memberiku sepasang sandal emas untuk kupakai.
Allah berfirman kepadaku, ‘Wahai Ahmad, semua ini karena engkau telah menjaga al-Qur’an sebagai firman-Ku.’Kemudian Dia berfirman, ‘Wahai Ahmad, berdoalah kepada-Ku dengan kata-kata yang engkau terima dari Sufyan ats-Tsaury, yang dulu engkau ucapkan waktu engkau masih hidup.’ Maka aku pun berdoa, `Wahai Tuhan semesta, dengan kekuasan-Mu atas segala sesuatu, ampunilah segala dosaku dan janganlah Engkau tanyai aku tentang sesuatu pun.’

Kemudian Allah mempermaklumkan, ‘Wahai Ahmad, inilah surga. Masuklah!’ Lalu aku pun masuk’.”
Suatu hari, ada seorang pemuda yang memegang kain penutup Ka’bah dan berkata, “Tuhanku, tak ada seorang pun yang mesti didekati selain Engkau, tidak pula ada seorang perantara yang bisa disuap. Jika aku mematuhi-Mu, itu adalah karena limpahan rahmat-Mu, dan segala puji adalah bagi-Mu. Jika aku menentang-Mu, itu adalah karena kejahilan dan kesombonganku. Engkau punya argumentasi yang tak terbantah terhadap diriku melalui bukti-Mu terhadap diriku dan melalui ketiadaan argumentasiku terhadap-Mu, kecuali jika Engkau mengampuniku.”

Kemudian dia mendengar sebuah suara batin yang berseru, “Anak muda ini telah dibebaskan dari neraka.”
Dikatakan, “Manfaat doa adalah menampakkan kebutuhan di sisi-Nya. Jika doa tidak dilakukan, Allah swt. akan melakukan apa yang dikehendakiNya.”
Dikatakan juga, “Doa awam dilakukan dengan ucapan, doa kaum zahid dilakukan dengan tindakan, dan doa kaum ‘arifin dilakukan dengan ihwal hati.”
Juga dikatakan, “Doa terbaik adalah doa yang dikobarkan dengan kesedihan.”

Salah seorang Sufi menyatakan, “Jika engkau berdoa kepada Allah swt. agar dianugerahi sesuatu dan doamu dikabulkan maka berdoalah, siapa tahu saat itulah memang saat dikabulkannya doamu.”

Dikatakan, “Lidah kaum pemula terucap lewat doa, namun lidah mereka yang telah mencapai hakikat terbelenggu dalam kebisuan.” `
Ketika al-Wasithy diminta berdoa, dia menjawab, “Aku takut bahwa jika aku berdoa, Allah swt. akan berfirman kepadaku,
‘Jika engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang telah ditetapkan untukmu,’ berarti engkau meragukan Aku. Jika engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak ditetapkan bagimu, berarti engkau tidak memuji-Ku sebagaimana seharusnya. Namun jika engkau bersikap ridha terhadap keputusan-Ku, Aku akan memberikan anugerah lebih dari harapanmu’.”

Sufizone & Hikamzone By Pondok Pesantren Subulus Salam : www.ppsubulussalam.co.cc

Related Post



0 komentar

Posting Komentar

Share this post!
Facebook Delicious Digg! Twitter Linkedin StumbleUpon

Share

Share |

Artikel terbaru

Do'a

اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقيناً صادقاً حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام

Translation

Artikel Sufizone

Shout Box

Review www.sufi-zone.blogspot.com on alexa.com How To Increase Page Rankblog-indonesia.com blogarama - the blog directory Active Search Results Page Rank Checker My Ping in TotalPing.com Sonic Run: Internet Search Engine
Free Search Engine Submission Powered by feedmap.net LiveRank.org Submit URL Free to Search Engines blog search directory Dr.5z5 Open Feed Directory Get this blog as a slideshow!